Kata siapa kita hanya merayakan hal-hal yang indah? Pagi
ini, setelah seminggu tidak sadar, terlihat begitu indah. Bukan karena saya
sadar, tetapi karena pagi ini memang cerah dan indah. Matahari dan hangat
sinarnya yang pas. Tetapi, seperti semua hal di dunia, segala sesuatu yang
cerah dan indah akan menguap. Untuk itu, sebelum matahari semakin tinggi dan
panasnya menertawakan kita. Aku memutar “Mack the Knife” yang dibawakan oleh “Louis
Armstrong.” Lagu bernada luar biasa ceria ini menceritakan tentang seseorang
yang mengerikan, Mack the Knife atau Macheath. Lagunya dimulai seperti ini:
“Oh, the shark has
pretty teeth, dear
And he shows them,
pearly white
Just a jackknife has
MacHeath, dear
And he keeps it out of
sight”
Macheath digambarkan sebagai sosok yang mengerikan, seperti
ikan hiu, dan, juga sama seperti ikan hiu, Macheath adalah makhluk yang indah. Sama
seperti pagi ini, membuaimu dengan keindahannya untuk kemudian membawamu kepada
siang hari.
“When the shark bites
with his teeth, dear
Scarlet billows start
to spread
Fancy gloves though
wears MacHeath, dear
So there’s not a
trace, mmm of red”
Ya dan dia tidak akan pernah meninggalkan jejaknya. Ah
mungkin ia akan meninggalkan kenangan. Kenangan akan kematian. Sarung tangan
yang ia gunakan tetap indah, dan tentunya, menjaga tangannya tetap bersih.
“From a tugboat, by
the river
A cement bag's
drooppin' down
Yeah, the cement's
just for the weight, dear
Bet you Mack, he's
back in town
Looky here Louie
Miller, disappeared, dear
After drawing out his
cash
And MacHeath spends
like a sailor
Did our boy do
somethin' rash?”
Beberapa benda yang dijatuhkan ke dalam sungai. Bebereapa
sak semen dan Louie Miller. Kalau ada orang yang hilang, berarti ada seseorang
yang kembali. Kaukah itu, Mack? Dua daun gugur dan tertiup angin. Mengapa
engkau terburu-buru, Macheath? A dashing guy like you will always do everything
in style.
“Sukey Tawdry, Jenny
Diver
Lotte Lenya, Sweet
Lucy Brown
Oh, the line forms on
the right, dears
Now that Mack, he's
back in town”
Korban-korbanmu hanya rentetan nama, bukan?
“Take it, Satch”
Dan permainan trompet Louis Armstrong menggila. Belum pernah
aku dengar orang lain memainkan trompet seggila dia. Satchmo atau Satch adalah
nama panggilan Armstrong. Kalimat terakhir itu terdengar seperti “Sikat, Satch!”
di telingaku dan Armstrong melakukannya dengan sangat baik.
Matahari mulai panas. Perayaan hampir usai. Berada di puncak piramida rantai makanan seperti itu, apa kau
kesepian, Macheath?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar