Halo! Selamat datang di asbak saya :)

Kamis, 06 Juni 2013

Babi dan Langit

Langit sore dan gedung mall yang lengkap dengan monitor iklan raksasa di badannya terlihat begitu kontras sekaligus sepadan.

Langit adalah pemandangan paling netral di kota ini dan mall adalah salah satu dari sekian banyak magnetnya macet.

Kalau punya kesempatan untuk terjebak di tengah kemacetan Jakarta lagi (dan ini bukan fenomena langka bagi mereka yang tinggal di Jakarta), coba perhatikan wajah orang-orang senasib di sekitar kalian.

Mereka marah, lelah, penuh keluhan, cemas, sesekali melihat jam atau sibuk dengan smartphone mereka, sesekali menghela nafas, tidak jarang ada yang berdecak kesal, dan yang paling gawat (menurut saya) kalau ada sekumpulan orang yang masih sibuk ngobrol soal gosip kantor.

Oh ya, sesuai dengan judul postingan kali ini, apa kaitannya babi dengan langit?

Saya pernah membaca bahwa secara fisik tidak mungkin seekor babi dapat melihat langit.

Babi juga punya banyak kesamaan dengan manusia, misalnya saja jantung dan kulit mereka.

Kawan saya pernah bilang, “makanya kulit babi dipakai untuk latihan tato.”

Kemudian, apakah babi marah, mengeluh, cemas dan bergosip juga?

Tidak tahu, tetapi selagi tidak ada halangan secara fisik untuk melihat langit, cobalah sesekali melakukannya, mungkin Anda bisa tersenyum.